top of page

Kuas elok — Cerpen.

  • Writer: kicauanuri
    kicauanuri
  • Jul 12, 2023
  • 2 min read

Sudah dua tahun Ayu meratapi kesedihan dan kehilangan orang tuanya. Sampai saat ini, ia masih berusaha untuk bangkit dengan meneruskan usaha orang tuanya. Akankah Ayu dapat meneruskan kembali hidupnya bersama Golden?

Ayu, 27, melanjutkan profesi mendiang Bunda Ajeng sebagai perias pengantin. Setiap malam, Golden — anak anjing kesayangan bundanya — selalu menghampiri Ayu yang sedang duduk di balkon membersihkan peralatan rias. Kebiasaan ini menjadi ritual rutin mendiang bundanya yang terus dilakukan Ayu sampai sekarang.

Ayu sangat hati-hati membersihkan kuas rias dengan motif aksara Jawa bertuliskan ‘Elok inggih punikakiat,’ yang dalam Bahasa Indonesia artinya ‘kecantikan adalah kekuatan.’ Bundanya selalu mengucapkan kalimat itu di setiap kesempatan. Kuas ini membuat Ayu dekat dengan Bunda tercintanya.

Custom alt text

Bunda Ajeng, 45, telah menjadi perias pengantin selama 20 tahun. Ia memulai karir setelah bercerai, mengasuh Ayu sendirian. Bunda Ajeng senang lari pagi bersama Golden, pola hidup yang sehat membuatnya terus bugar dan kuat. Hal ini juga menjaga penampilannya tetap awet muda dengan kulit sawo matang yang segar berseri dan rambut hitam panjang yang begitu lembut berkilau. Bahkan, banyak yang mengira Bunda Ajeng dan Ayu adalah kakak-adik.

Karir Bunda Ajeng yang sangat cemerlang menjadi inspirasi Ayu dalam berkarir. Ayu kini menjadi perias pengantin paling tersohor. Katanya, hasil riasan Ayu bagaikan susuk untuk mengikat pengantin pria selamanya dalam pernikahan.

Hari ini tepat dua tahun setelah peristiwa malang yang menimpa Bunda Ajeng. 12 Juli 2021, hari di mana Ayu meratapi kembali kesedihan, kehilangan, dan kesendirian setelah ditinggal kedua orang tuanya.

Saat itu, Ayu dan Bunda Ajeng pergi ke Bandung untuk menjenguk ayah kandung Ayu yang sedang sekarat di rumah sakit sendirian. Ayahnya wafat dalam pelukan Ayu, mewariskan toko suvenir yang menjadi sentral kerajinan ukir tulang di Bandung. Setelah semua urusan selesai, mereka pulang melewati Desa Mukapayung yang saat itu tengah hujan deras. Saat dalam perjalanan, mobil yang mereka kendarai terjun ke jurang. Ayu selamat dari kecelakaan. Sayangnya, Tim SAR tidak dapat menemukan jasad Bunda Ajeng.

Ayu begitu terpukul sampai saat ini. Kini ia mencoba meneruskan hidup dengan apa yang telah diwariskan oleh kedua orang tuanya dan menjalani hari-harinya bersama Golden.

Golden menghadapkan badannya ke arah Ayu, memposisikan kepala dan dadanya mendekati lantai. Kaki depannya terbuka, ekornya terangkat perlahan, seakan-akan bersiap merebut kuas rias dari tangan Ayu. Golden melompat dan tidak sengaja menjatuhkan peralatan rias dari balkon, yang menyebabkan sebagian peralatan riasnya pecah. Untung, gagang kuas rias kesayangannya kuat meski ada sedikit debu dan kotoran yang menempel di rambut kuas yang lembut itu.

Ayu membersihkan peralatan rias yang berserakan. Kali ini, Golden berhasil merebut kuas rias dari tangan Ayu, membawanya lari, dan menggerogoti gagang kuasnya. Ayu mengambil bungkusan daging cincang berlabel 120721 dari freezer. Ia memasak beberapa sendok makan daging cincang tersebut untuk mengalihkan perhatian Golden dari kuas riasnya.

Ayu membersihkan kembali kuas rias yang sempat direbut oleh Golden, menaruhnya dengan rapi dalam tas makeup miliknya. Ia meletakkan tas tersebut di atas rak yang jauh dari jangkauan Golden, persis di samping foto ibundanya yang dikelilingi bunga-bunga, kemenyan, tulang belulang, dan rambut hitam panjang berkilau.

Recent Posts

See All
Puppy Love

<p>In third grade, I was a nerdy girl with short hair and an ordinary face. I never imagined that boy would like me romantically. Photo by Les Anderson on Unsplash Indonesian version. Ari was a sweet,

 
 
 

Comentarios


bottom of page